Baklak.News, MINUT — Meski masih tergolong seumuran jagung, namun pesona destinasi wisata baru Darunu Mangrove Park di desa Darunu Kecamatan Wori, telah menggugah sejumlah wisatawan.
Ini dibuktikan dengan jumlah kunjungan yang terus memperlihatkan grafik menanjak dalam kurun waktu satu belakangan ini.
Namun demikian, siapa sangka jika desa Darunu juga ternyata menyimpan pesona lain yang belum banyak wisatawan tahu. Dan tentu juga bisa dijadikan opsi lain untuk dikunjungi ketika mampir ke desa yang dipimpin Hukum Tua, Ruddy B . Jacobus, S.Pd, itu.
Apalagi bagi mereka yang senang bertualang di hutan atau gunung, ini akan jadi salah satu pilihan yang sayang jika tidak dicoba.
Adalah gunung Piring yang kabarnya memiliki cerita serta kisah tersendiri bagi masyarakat desa Darunu.
“Ada apa dengan gunung piring, dan kenapa orang tua dulu menamakan tempat itu gunung piring? Ceritanya sedang kita rampungkan di mana ke depan kita berharap boleh jadi salah satu referensi pengetahuan tambahan kepada wisatawan yang berkunjung ke desa Darunu,” kata Hukum Tua Bije, Jumat (10/5/2024) siang.
Dikatakannya, di lokasi tersebut (Gunung Piring), para pengunjung boleh melihat batu berukuran cukup besar yang memiliki permukaan datar.
“Orang tua dulu biasa menjadikan batu tersebut sebagai meja untuk kegiatan-kegiatan tertentu (Ritual adat dan budaya),” bebernya.
Keunikan lain yang juga sayang kalau tidak dikunjungi ialah keberadaan pohon tertua di desa Darunu yang diperkirakan sudah berusia lebih dari 500 tahun.
“Kemudian, ada juga mata air yang sumber airnya keluar dari dalam batu dan bisa langsung di minum. Air itu juga yang sampai hari ini digunakan oleh masyarakat desa Darunu untuk kebutuhan setiap hari,” bebernya.
Yang pasti sambung dia, rasa penasaran terhadap keunikan-keunikan yang ada di gunung Piring akan terjawab jika sudah datang melihat langsung.
“Oleh sebab itu, kami ajak kita semua mari jo ka Darunu, karena selain keindahan hutan Mangrove serta pesona Sunset yang memukau, kita juga boleh melihat langsung keunikan gunung Piring,” kunci Alumni Fakultas Pendidikan Ekonomi, UNIMA itu. (*)