Baklak.News, MINUT — Empat program yang digagas Bupati Joune JE Ganda dan Wakil Bupati Kevin W Lotulung (JGKWL) dalam upaya mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan di Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sulawesi Utara (Sulut), membuahkan catatan membanggakan.
Hal ini terlihat dari capaian Nilai Tukar Nelayan (NTN) di tahun 2023 yang mencapai angka 109, yang mana nilai tersebut telah melampaui target nasional yang ditetapkan sebelumnya yakni 104,92.
Capaian ini tentu menjadi salah satu bukti bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di kabupaten yang mengantongi hampir 10 ribu nelayan ini mengalami tren menanjak.
“Mengacu pada capaian ini, bisa disimpulkan jika program yang kita buat sejauh ini membuahkan hasil positif, termasuk penyaluran bantuan kepada para nelayan yang kita laksanakan selama tiga tahun belakangan,” kata Bupati JG, baru-baru ini.
Di satu sisi, politisi berlatar belakang pengusaha yang juga adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Sulut ini mengatakan bahwa catatan positif ini juga akan menjadi cambuk untuk menciptakan lompatan yang lebih tinggi lagi.
“Dengan kata lain, ini akan jadi dorongan tersendiri bagi kami untuk terus berinovasi membuat program yang tentu hasilnya nanti harus lebih baik lagi dari yang sudah ditorehkan hari ini,” sebutnya sembari mengaku jika dia terus membangun komunikasi dengan pemerintah pusat guna memperjuangkan bantuan kepada para nelayan di bumi Klabat.
Sementara itu, terkait 4 program unggulan yang digagas JGKWL dalam mendorong peningkatan kesejahteraan nelayan dan kelompok budidaya mencakup: Program Kampung Nelayan Maju (Kalaju), Program Desa Wisata (Dewi) Bahari, Program Smart Fisheries Village (SFV) serta Program Kampung Budidaya Ikan Nila.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Minut, Jack Y. R. Paruntu, menjelaskan, Program Kalaju berfokus pada peningkatan kapasitas nelayan melalui pelatihan teknik penangkapan ikan yang ramah lingkungan, manajemen hasil tangkapan, dan pengolahan hasil laut.
“Program ini juga dilengkapi dengan pembangunan infrastruktur pendukung seperti dermaga dan tempat pelelangan ikan yang modern,” sebut Paruntu.
Sementara, Program Dewi Bahari, sambung dia, bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata bahari dengan melibatkan nelayan sebagai pelaku wisata.
“Program ini mencakup pelatihan dan pendampingan bagi nelayan dalam hal penyediaan layanan wisata bahari, seperti snorkeling, diving, dan wisata kuliner laut,” urainya.
Tak kalah penting, kata dia lagi yakni Program SFV yang menerapkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pengelolaan perikanan yang mencakup pemantauan hasil tangkapan, pasar ikan, dan kondisi cuaca melalui aplikasi berbasis android.
“Sedangkan Program Kampung Budidaya Ikan Nila berfokus pada pengembangan budidaya ikan nila dengan teknologi modern, seperti sistem bioflok dan sistem kolam terpal,” ujarnya.
“Program ini juga dilengkapi dengan pelatihan dan pendampingan bagi pembudidaya ikan dalam hal teknik budidaya, manajemen pakan, dan pemasaran hasil budidaya,” tambahnya.
Nah, mengacuh pada capaian NTN, ia menyebutkan jika program yang dicanangkan pemerintahan JGKWL telah sejalan dengan pusat.
Menurutnya, selain capaian NTN, hal ini bisa juga dilihat dari produksi tangkap maupun budidaya yang mengalami peningkatan.
“Termasuk juga inflasi (perikanan) di Kabupaten Minahasa Utara yang hingga kini masih tetap terjaga,” ungkapnya sembari berharap tren positif ini akan terus terjaga sehingga nelayan di Kabupaten Minut semakin sejahtera. (***)