Baklak.news, BOLSEL – Bupati H. Iskandar Kamaru didampingi Sekda M. Arvan Ohy dan Asisten I Alsyafri Kadullah, mengikuti Rapat Koordinasi Penetapan Status Transisi Darurat ke Pemulihan, bersama sejumlah stakeholder terkait.
Dalam rapat yang berlangsung secara daring ini, bupati memaparkan beberapa gambaran tentang kondisi Bolsel. Kabupaten ini secara umum memiliki ketinggian tempat antara 0-1958 mdpl, yang didominasi dengan topografi pegunungan 75.5%, area datar sampai dengan lereng 30% yang memiliki potensi erosi tinggi.
Secara garis besar, potensi kerawanan banjir dan tanah longsor dapat dikategorikan tinggi karena ada beberapa faktor yaitu terdapat 75 DAS (daerah aliran sungai), terdapat 185 segmen aliran sungai dengan panjang 158,893 km, lebar badan hulu 3 m, lebar badan hilir rata-rata 10 s/d 175 m.
“Pada tanggal 26-27 Juni 2024, Bolsel terdampak banjir dan tanah longsor yang melanda Kecamatan Pinolosian dan Pinolosian Tengah, masyarakat yang terdampak berjumlah 2.259 KK dan 7.788 jiwa tersebar di 16 desa,” katanya, di Ruang Rapat Berkah Kantor Bupati, Kawasan Perkantoran Panango, Bolaang Uki, Selasa, 10 September 2024.
Lanjutnya, pada 7 Juli 2024 banjir dan tanah longsor melanda Kecamatan Tomini dan Posigadan di mana masyarakat terdampak berjumlah 1.650 KK dan 6.504 jiwa yang tersebar di 20 desa.
Kemudian pada 23 juli 2024 kecamatan Bolaang Uki dan Pinolosian terdampak banjir di mana masyarakat terdampak berjumlah 357 KK dan 1.237 jiwa yang tersebar di 7 desa.
Pada 13 Juli 2024, sambungnya, Kecamatan Pinolosian Tengah dan Pinolosian Timur kembali terdampak banjir dan tanah longsor, di mana masyarakat terdampak berjumlah 2.819 KK dan 5.105 yang tersebar di 16 desa.
“Secara total masyarakat terdampak dalam 4 kali kejadian tersebut berjumlah 7.085 KK dan 18.348 jiwa,” jelasnya, seraya menegaskan bahwa pemerintah daerah selalu berkordinasi dengan TNI/Polri, BPJN Sulut, Balai Sungai dan PLN Wilayah Kotamobagu terkait penanganan bencana.
“Pemerintah daerah juga sudah menyalurkan bantuan beras serta bahan makanan lainnya kepada seluruh masyarakat terdampak banjir, di mana total anggaran yang dikeluarkan adalah sebesar Rp1,1 miliar ditambah dengan bantuan dana siap pakai (DSP) dari BNPB sebesar Ro. 200 juta,” terangnya.
Selain itu, tambah dia, telah mengalir pula bantuan kepada masyarakat terdampak yang diserahkan oleh BNPB, BPBD Sulut, Pemda Kotamobagu, Pemprov Gorontalo, PT JRBM, PWI Bolsel, komunitas kemanusiaan Peredam Bolsel, persatuan guru, Baznas Bolsel, Baznas Kotamobagu, Baznas Provinsi Gorontalo, dan Baznas kab/kota se-Provinsi Gorontalo.
Rakor ini diikuti oleh BPBD Provinsi Sulut, BMKG Sulut, BPJN Sulut, Balai Wilayah Sungai Sulawesi I, PLN wilayah Kotamobagu, Forkopimda kabupaten dan kecamatan, pimpinan PD terkait serta para camat. (*)