Baklak.news— Perempuan wajib menjaga kesehatan organ reproduksi untuk mecegah risiko kanker seviks. Penyakit ini, dikenal juga dengan kanker leher rahim.
Kanker seviks biasanya baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut. Sehingga, penting bagi perempuan untuk melakukan deteksi kanker serviks sejak dini.
Kanker serviks merupakan penyakit kanker keempat terbanyak di kalangan perempuan seluruh dunia.Di Indonesia, selain kanker payudara, kanker serviks merupakan jenis kanker kedua yang paling ditakuti dan banyak terjadi pada perempuan.
Berikut penyebab, gejala, pencegahan dan pengobatan kanker serviks, disadur Baklak.news dari laman kemkes.go.id, 20 Oktober 2024
Penyebab Kanker Serviks
Infeksi kanker serviks dimulai ketika sel-sel tidak normal tumbuh di leher rahim. Penyebab utamanya adalah infeksi virus HPV atau Human Papilloma Virus. Jika tidak ditangani dengan baik, lambat laun sel-sel tidak normal ini akan berkembang semakin tidak terkendali, sehingga membentuk tumor ganas yang menjadi penyebab kanker serviks.
Selain itu, ada berbagai faktor risiko lainnya yang membuat perempuan rentan terkena kanker serviks.
Mulai dari faktor keturunan atau riwayat keluarga dengan kanker serviks, sistem kekebalan tubuh yang lemah, kebiasaan merokok, pola makan tidak sehat, seperti kurangnya konsumsi buah dan sayuran, obesitas atau berat badan berlebih, riwayat infeksi penyakit seksual menular, melakukan hubungan seksual pada usia yang sangat muda dan sering hamil serta hamil dan melahirkan di usia sangat muda
Gejala Kanker Serviks
Kanker serviks atau leher rahim bisa disembuhkan jika terdeteksi sejak tahap awal. Sayangnya, banyak perempuan tidak paham atau takut melakukan pemeriksaan dan skrining kanker serviks.
Padahal, penting bagi perempuan untuk mengenali gejala kanker serviks pada stadium awal, agar dapat melakukan deteksi kanker serviks sejak dini. Kenali gejala-gejala awal kanker serviks berikut ini:
- Pendarahan pada Vagina
Jangan abaikan pendarahan yang terjadi pada vagina saat sedang tidak menstruasi, berhubungan intim, atau sudah menopause. Walau demikian, pendarahan bisa juga terjadi saat menstruasi, yang menyebabkan darah keluar lebih banyak dari biasanya.
- Keputihan yang Berbeda dari Biasanya
Keputihan yang biasa terjadi berupa cairan berwarna bening atau putih, tidak berbau, dan tidak menyebabkan gatal atau nyeri pada vagina. Waspadalah jika keputihan yang keluar berwarna atau bercampur darah, berbau tidak sedap, dan menyebabkan gatal.
- Nyeri yang Tidak Mereda
Nyeri pada panggul saat berhubungan intim bisa jadi merupakan gejala awal kanker serviks. Periksakan diri segera untuk memastikannya.
- Tubuh Mudah Lelah
Pendarahan yang tidak normal pada vagina menyebabkan tubuh kekurangan sel darah merah, sehingga mudah lelah meskipun sudah cukup beristirahat.
- Sering Buang Air Kecil
Sel-sel kanker yang tumbuh di leher rahim bisa menyebar ke kandung kemih, sehingga menyebabkan penderita sering buang air kecil.
Kanker yang sudah memasuki stadium lanjut dan menyebar ke organ tubuh lainnya bisa menimbulkan berbagai keluhan berikut ini:
- Nafsu Makan Hilang
Hilangnya nafsu makan lambat laun akan menyebabkan berat badan menurun.
- Darah pada Urin dan BAB
Darah ditemukan pada urin atau keluar saat buang air besar.
- Perut Membesar
Sel kanker yang membesar dan berkembang bisa memicu benjolan pada perut, yang membuat perut terlihat membesar.
- Gangguan Fisik
Keluhan lainnya berupa mual dan muntah, kejang atau diare.
Cara Deteksi Kanker Serviks
Segera periksakan diri jika mengalami gejala-gejala seperti di atas. Pemeriksaan kanker serviks bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
- Pemeriksaan Pap Smear
Deteksi kanker serviks dengan cara mengambil sampel sel dari leher rahim di ujung vagina untuk mengetahui ada tidaknya tanda-tanda kanker tahap awal.
- Tes HPV
Tujuannya untuk mendeteksi ada tidaknya virus HPV (Human Papillomavirus) pada leher rahim. Analisa bisa dilakukan dengan menggunakan sampel yang sama dengan tes Pap atau mengambil sampel kedua.
- Biopsi
Jika pada deteksi awal kanker serviks ditemukan tanda-tanda mencurigakan, dokter bisa melanjutkan pengambilan sampel kecil jaringan untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
- Skrining dengan IVA
Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) merupakan pemeriksaan dengan cara mengoleskan langsung asam asetat atau cuka dapur encer pada leher rahim. Bercak putih akan terlihat setelah 1 menit jika ada sel-sel kanker pada leher rahim.
Pencegahan Kanker Serviks
Walaupun kanker serviks merupakan masalah kesehatan yang serius, penyakit ini bisa dicegah dengan melakukan vaksinasi HPV dan menghindari faktor-faktor risikonya.
Vaksinasi HPV adalah vaksin yang diberikan kepada perempuan mulai usia 9-26 tahun untuk mengurangi resiko terinfeksi virus HPV, penyebab utama kanker serviks. Vaksin ini akan lebih efektif jika diberikan sebelum mulai berhubungan seksual untuk pertama kalinya
Adapun faktor-faktor risiko yang harus dihindari agar terhindar dari kanker serviks antara lain:
Perilaku Seksual Berisiko
Hindari berhubungan seksual pada usia terlalu muda, yaitu di bawah 20 tahun dan berganti-ganti pasangan. Virus HPV bisa ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak aman.
- Kebiasaan Merokok
Merokok dan terpapar asap rokok bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat perempuan rentan terhadap infeksi virus HPV.
- Pola Hidup Tidak Sehat
Pola makan sehat dan rutin berolahraga secara teratur bisa meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi risiko terinfeksi virus HPV. Selain itu, kelola stress dengan baik serta beristirahat cukup.
- Kurangnya Kebersihan Vagina
Jaga kebersihan vagina setiap saat. Basuh dengan air setelah buang air besar dan kecil, lalu keringkan segera setelah dibersihkan. Gunakan pakaian dalam berbahan nyaman dan tidak ketat.
Selan hal-hal di atas, lanjutkan pemeriksaan Pap Smear secara rutin untuk deteksi kanker serviks sejak dini, terutama bagi wanita yang sudah menikah.
Pengobatan Kanker Serviks
Kanker serviks bisa diobati. Berikut adalah pengobatan yang biasa dilakukan pada penderita kanker serviks.
- Radioterapi
Metode ini menggunakan sinar X untuk menghancurkan sel-sel kanker. Bisa dilakukan sebelum dan sesudah operasi, atau bersamaan dengan kemoterapi.
- Kemoterapi
Menggunakan obat-obatan untuk menghancurkan sel-sel kanker, terutama pada penderita stadium lanjut atau ketika sel-sel kanker sudah menyebar ke organ tubuh lainnya.
- Operasi
Melakukan pembedahan untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi, biasanya dilakukan pada penderita yang masih belum stadium lanjut. Pilihan operasinya pun tergantung pada ukuran kanker, stadium dan keinginan penderita untuk hamil di masa akan datang.
Walaupun kanker serviks adalah penyakit yang bisa dicegah dan diobati, kanker ini bisa menimbulkan berbagai komplikasi. Sehinga harus tetap waspada dan jangan takut untuk melakukan deteksi kanker serviks sejak dini. (*)