Baklak.News, MINUT — Tidak bisa dipungkiri jika Kabupaten Minahasa Utara (Minut), kaya akan potensi kelautan dan perikanan.
Hal ini juga turut dibuktikan dengan gelontoran bantuan kepada masyarakat nelayan yang disalurkan pemerintah daerah dalam 3 tahun terakhir.
Namun demikian, masih ada saja secuil persoalan yang dikeluhkan oleh nelayan. Satu di antaranya ialah ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite yang digunakan pada mesin tempel serta katinting.
“Memang di sini (Kema) ada SPBU namun stoknya cepat habis sehingga kadang kami harus membeli di eceran yang harganya tentu sudah lebih mahal dibanding dengan harga SPBU,” ungkap salah seorang nelayan di Kecamatan Kema, belum lama ini.
Meski begitu, ia mengaku hal ini belumlah menjadi persoalan yang rumit namun ia berharap ada solusi dari pemerintah daerah.
“Paling tidak, walaupun stok di SPBU habis, kami masih boleh dapat di eceran meski harganya sedikit mahal. Namun, jika ada solusi dari pemerintah daerah, tentu kami sangat berterima kasih,” bebernya.
Hal senada juga diungkapkan oleh nelayan di wilayah Likupang.
“Minyak (Pertalite) di sini (Likupang) cepat sekali habis, sehingga kami harus beli di eceran dengan harga yang sudah beda dengan di SPBU,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Minut, Jack Y. R. Paruntu, mengaku pihaknya terus melakukan upaya untuk memastikan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bagi nelayan.
Hal ini dilakukan dalam upaya menjaga produktivitas serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan.
“Bertepatan juga besok (Rabu, 13 November 2024) saya diundang rapat di provinsi, dan salah satu yang akan dibahas ialah menyangkut kuota BBM subsidi bagi nelayan. Mudah-mudahan setelah rapat ini, para nelayan di Minut mendapat atensi lebih soal itu (penambahan kuota)” kata Paruntu, Selasa (12/11/2024) pagi.
Ia juga tak menampik jika masalah keterbatasan kuota BBM sudah menjadi isu yang kerap dihadapi nelayan, khususnya di daerah pesisir yang jauh dari pusat distribusi.
Namun demikian, ia memastikan jika pemerintah daerah tak pernah tutup mata terhadap setiap persoalan yang dihadapi oleh masyarakat nelayan.
“Karena bagaimanapun nelayan juga sangat memiliki andil dalam mendukung ketahanan pangan nasional dengan memastikan pasokan ikan yang stabil dan terjangkau di pasar domestik. Itulah sebabnya, lepas dari adanya keluhan sebagaimana tersampaikan hari ini, Pak Bupati selalu menaruh besar terhadap para nelayan,” kuncinya.
Sekadar diketahui, kuota BBM untuk nelayan di Minut per bulan saat ini yakni Solar 150 kilo liter. Sedangkan Pertalite 250 kilo liter. (**)