BAKLAK.NEWS, SITARO — Pemerintah Kampung Botto, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), menyelenggarakan Musyawarah Kampung (Muskam), Senin (23/6/2025) di Kantor Kampung.
Forum ini merupakan tahapan awal dalam proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Kampung Tahun Anggaran 2026.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Camat Tagulandang, Norbert A. Sakendatu, S.IP., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya Muskam sebagai forum demokratis yang menjadi wadah strategis dalam menjaring aspirasi masyarakat dan menentukan arah prioritas pembangunan kampung.
“Agenda hari ini merupakan langkah awal dalam menyusun RKP Tahun 2026. Saya berharap setiap usulan yang disampaikan benar-benar mencerminkan kebutuhan prioritas dari dua lindongan yang ada di Kampung Botto,” tutur Sakendatu.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak ragu mengusulkan kembali program-program yang tertunda akibat pergeseran anggaran pada tahun-tahun sebelumnya, khususnya terkait penanganan bencana erupsi Gunung Ruang, selama usulan tersebut masih relevan dan dibutuhkan.
“Kepada tim penyusun dan tim verifikasi yang nantinya dibentuk, saya harap dapat menjalankan tugas secara profesional, objektif, dan penuh tanggung jawab. Semoga forum ini menghasilkan output perencanaan yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat,” harapnya.
Kapitalau (Kepala Desa/Kampung) Botto, Rolly Madiro, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kehadiran masyarakat dari dua lindongan.
Ia menilai kehadiran tersebut mencerminkan komitmen kolektif dalam membangun kampung secara partisipatif.
“Kami menyampaikan terima kasih atas partisipasi warga. Ini bukti bahwa kita semua memiliki tanggung jawab bersama dalam menyusun program kerja kampung,” kata Madiro.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pengelolaan dana desa tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Seluruh program harus melalui proses perencanaan yang terstruktur dan berdasarkan kebutuhan riil masyarakat.
“Pengelolaan dana kampung harus dilakukan secara terukur, akuntabel, dan berorientasi pada manfaat. Setiap rupiah yang dikelola harus berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat. Itulah kenapa, perlu ada musyawarah seperti ini,” sebutnya.
Ia juga mendorong seluruh peserta Muskam untuk aktif menyampaikan masukan, kritik konstruktif, maupun usulan program, sebagai bentuk tanggung jawab bersama dalam proses pembangunan.
“Saya berharap seluruh peserta dapat bersikap proaktif dalam forum ini. Partisipasi aktif masyarakat adalah kunci agar setiap program yang disusun benar-benar menjawab kebutuhan riil warga Kampung Botto,” kuncinya.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Ketua dan anggota MTK, Pendamping Desa, Tokoh agama dan Tokoh Masyarakat, perangkat kampung, serta undangan lainnya. (gustap)