Baklak.News, MINUT —Keberhasilan Bupati Joune JE Ganda dan Wakil Bupati Kevin W Lotulung (JGKWL) meningkatkan kesejahteraan nelayan ternyata juga seirama dengan yang dirasakan oleh kelompok pembudidaya.
Ini terlihat pada data capaian Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang dirilis Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Minahasa Utara (Minut).
Khusus untuk tahun 2023, diketahui Nilai Tukar Pembudidaya (NTP) ditargetkan sebesar 115, sementara yang terealisasi menyentuh angka 125. Dengan kata lain, capaiannya kurang lebih 102,23 persen.
Adapun jumlah produksi yang ditargetkan adalah 340.945, 40 ton, sedangkan yang terealisasi adalah 341.354, 79 ton, dengan capaian 100,12 persen.
Catatan ini tentu patut diapresiasi karena telah melampaui jauh target nasional yakni 105.
Terhadap capaian ini, Bupati JG di beberapa kesempatan mengaku jika semua boleh terwujud berkat kerja sama yang baik antara pemerintah daerah dalam hal ini OPD terkait dan masyarakat yang di dalamnya adalah kelompok budidaya.
“Berbagai upaya kami lakukan dalam menopang peningkatan kesejahteraan kelompok budidaya, dan jika itu tidak direspons baik, tentu hasilnya sudah pasti tidak akan seperti ini (Realisasi IKK). Namun, faktanya kita boleh lampaui target nasional, tentu ini jadi bukti nyata bahwa ada sinergitas yang kuat antara pemerintah dan kelompok pembudidaya,” kata Bupati JG, belum lama ini.
Di satu sisi, menurut dia, capaian IKK yang terbilang memuaskan ini menjadi bukti nyata jika program yang digagas JGKWL di sektor budidaya seperti Program Desa Wisata (Dewi) Bahari, Program Smart Fisheries Village (SFV) serta Program Kampung Budidaya Ikan Nila, termasuk juga pemberian bantuan hingga cetak kolam baru yang dilakukan secara kontinyu selama 3 tahun terakhir, berhasil.
“Salah satu bukti nyata ialah kita (Kabupaten Minut) boleh menjadi salah satu sentra budidaya ikan Nila, yang hasil produksinya bukan hanya dikonsumsi masyarakat lokal, namun telah banyak memenuhi permintaan luar daerah di antaranya provinsi Gorontalo, Maluku bahkan sampai ke IKN (Kalimantan)” sebut Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Sulut ini.
Hebatnya lagi, dikatakannya jika hasil produksi kelompok budidaya juga turut memberikan kontribusi positif terhadap upaya menjaga stabilitas inflasi.
“Karena ketika harga daging naik, masyarakat punya opsi lain yakni beralih ke ikan hasil budidaya dengan harga cenderung stabil, dengan begitu, inflasi tetap terjaga,” ungkapnya.
Akan hal ini, ia pun berjanji akan terus memberikan bantuan guna menstimulus peningkatan produksi kelompok budidaya di bumi Klabat.
“Bukan hanya bantuan benih dan pakan, kita juga akan terus dorong kelompok pembudidaya ini untuk mencetak kolam-kolam baru sehingga boleh meningkatkan hasil produksi,” kuncinya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Minut, Jack Y. R. Paruntu, mengungkapkan, selain optimalisasi bantuan serta sarana prasarana bagi kelompok budidaya, pihaknya juga sementara menggiatkan pelatihan cara budidaya ikan yang baik (CBIB).
“Saat ini pelatihannya (CBIB) sementara jalan, dan untuk program ini, kita kerja dengan HSNI,” beber Paruntu, Rabu (11/9/2024).
Dijelaskannya lagi, program CBIB penting guna memberi jaminan ke publik jika hasil produksi budidaya ikan di Kabupaten Minut telah memenuhi standar.
“Dengan demikian, hasil produksinya nanti boleh menembus pasar yang lebih luas lagi. Dengan kata lain, pasar bagi kelompok budidaya kita akan semakin terbuka, dan ini tentu akan sejalan dengan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan,” kunci eks Kadis Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) ini. (***)