Baklak.news, MANADO – Pemuda Energi Indonesia (PEI) sukses menggelar Indonesia Youth Energy Conference (IYEC) 2024 di Auditorium Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado. Mengangkat tema “Peran Generasi Muda dalam Mewujudkan Ketahanan Energi, Pangan, dan Ekonomi Nasional”, acara ini menjadi forum strategis untuk menginspirasi dan mendorong peran pemuda dalam menghadapi tantangan global melalui solusi lokal.
Dalam pembukaannya, Ketua Umum Pemuda Energi Indonesia, Erwin Damanik, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan ketahanan nasional yang berkelanjutan.
“Hari ini, kita tidak hanya berdiskusi tentang tantangan, tetapi juga membangun komitmen untuk menghadirkan solusi nyata yang mengintegrasikan ketahanan energi, pangan, dan ekonomi. Generasi muda memiliki peran sentral dalam menciptakan perubahan, dimulai dari membangun pembangkit listrik bersbasis energy bersih mulai dari desa-desa hingga ke perkotaan. Bersama, kita wujudkan Indonesia yang mandiri energi yang berkeadilan.” Ujar Erwin Damanik yang juga merupakan alumni Teknik Mesin Unsrat
Sejalan dengan itu Ir. Budi Wigiarto, ST., CMRP selaku Manager Maintenance PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Lahendong menyampaikan “Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar, terutama di bidang panas bumi. Generasi muda harus mengambil peran aktif, baik dalam pengembangan teknologi maupun penerapannya di lapangan, agar kita bisa mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Transisi energi tidak hanya menjadi tantangan, tetapi juga peluang besar bagi kalian untuk berinovasi.”
Senior Manager Perencanaan PLN UID Suluttenggo juga menyampaikan “PLN berkomitmen mendukung transisi energi melalui peningkatan penggunaan pembangkit berbasis energi terbarukan, termasuk solar dan angin. Kami mendorong generasi muda untuk memahami bahwa ketahanan energi harus dibangun bersama, dari sisi teknologi hingga efisiensi penggunaan energi di kehidupan sehari-hari.” Ujar Setyawan
Dari bidang ekonomi hadir juga Renold Asri selaku Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara menyampaiakan “Ketahanan energi dan pangan adalah fondasi ekonomi nasional. Generasi muda memiliki tanggung jawab untuk menciptakan inovasi di sektor energi terbarukan dan agrikultur berbasis teknologi. Bank Indonesia mendukung hal ini melalui berbagai program pembiayaan inklusif yang bisa diakses oleh para inovator muda.”
Serta Dahnial Apriyadi selaku Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Sulut menyampaikan komitmen OJK dalam mewujudkan Stabilitas sektor keuangan untuk mendukung pengembangan energi terbarukan. OJK berkomitmen memberikan dukungan regulasi pembiayaan hijau. Kami mengajak generasi muda untuk lebih memahami dan memanfaatkan peluang dari instrumen keuangan berkelanjutan.” Ujar Dahnial
Tidak kalah penting Lodewyck Pattihahuan selaku CEO BNI Wilayah 11 Suluttenggomalut menyampaikan komitmen BNI dalam mendukung ekonomi hijau melalui pembiayaan proyek energi terbarukan dan agribisnis berkelanjutan. Generasi muda harus memanfaatkan peluang ini untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas, terutama di daerah-daerah terpencil. dalam mendukung program Asta Cita bapak Prabowo Subianto
Melalui diskusi panel, lokakarya, dan pameran teknologi yang diselenggarakan dalam IYEC 2024, para peserta diberikan pemahaman komprehensif tentang langkah-langkah yang dapat diambil untuk mendukung transisi energi dan ketahanan pangan di Indonesia.
Dalam penutupan, Ketua Umum Pemuda Energi Indonesia, Erwin Damanik, mengajak seluruh peserta untuk membawa semangat dan ilmu yang diperoleh ke komunitas masing-masing.
“Transformasi besar dimulai dari langkah kecil. Generasi muda adalah katalis perubahan, dan bersama kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia. Mulailah dari desa, dan jadikan perubahan itu nyata.” Serta kami dari Pemuda Energi Indonesia (PEI) adalah organisasi yang berfokus pada pemberdayaan generasi muda untuk mendukung pengembangan energi berkelanjutan di Indonesia. Sejak 2022, PEI telah meluncurkan berbagai program strategis untuk meningkatkan akses energi di wilayah kepulauan terluar sejak 2022 untuk mendorong transisi energi menuju target Net Zero Emission 2060 mulai dari desa. (*)