Baklak.News, MINUT — Rasa prihatin muncul di kalangan masyarakat Desa Tatelu, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara (Minut). Ini terkait dengan lambannya penyelesaian izin Koperasi Pertambangan Batu Emas yang sampai saat ini masih menjadi misteri.
Meskipun tambang di wilayah ini telah beroperasi dengan izin sebelumnya dan diakui karena praktiknya yang ramah lingkungan, namun proses perpanjangan izin menghadapi hambatan yang serius.
Denny bersama beberapa rekannya menyoroti ketidakpastian yang mereka alami akibat dari kebuntuan proses perpanjangan izin ini.
“Padahal administrasi berkas telah selesai beberapa tahun yang lalu, tapi rasanya aneh lantara izin belum juga diputuskan sampai saat ini,” kata Denny diaminkan rekan-rekannya.
Dikatakannya, kehadiran para penambang menjadi pendorong ekonomi lokal dengan memberikan dampak positif yang signifikan terutama bagi petani, peternak, dan perekonomian di sekitar wilayah.
“Dalam konteks upaya menurunkan tingkat pengangguran dan meningkatkan lapangan kerja. Saya kira tambang Tatelu telah memberikan kontribusi penting dengan menawarkan pekerjaan kepada banyak orang, bahkan menarik tenaga kerja dari luar daerah, sehingga harusnya ini jadi pertimbangan instansi terkait,” tuturnya.
Namun, kini kelanjutan operasional tambang ini menjadi pertaruhan besar nasib ribuan orang jika permasalahan izin tidak segera ditangani.
Oleh karena itu, masyarakat Desa Tatelu dan sekitarnya memohon dukungan dari berbagai pihak terkait, termasuk Bupati Joune JE Ganda dan Wakil Bupati Kevin W Lotulung dan instansi terkait lainnya, untuk menuntaskan izin ini dengan segera.
Senada, penambang lainnya, Arfi dan Servi mengungkapkan jika pihaknya menjalankan aktivitas pertambangan tidak menggunakan alat berat atau ekskavator.
“Jadi, kami kira ini patut diperjuangkan, karena tidak ada indikasi pengrusakan lingkungan,” ujarnya.
Novi, pekerja tambang asal Sangihe juga menyuarakan keluhannya terkait kebutuhan akan kepastian izin tersebut.
“Kami sangat berterima kasih kepada pengusaha-pengusaha tambang desa Tatelu yang sudah membantu kami. Kami yang tidak mempunyai ijazah pun bisa bekerja, hanya bermodalkan pengalaman sehingga kami mendapat pendapatan untuk menghidupi keluarga kami,” ungkapnya.
“Di sini juga kami pekerja tambang datang dari berbagai daerah dan provinsi, dari pulau Jawa pun ada, mereka datang untuk mencari nafkah di tambang Tatelu, untuk menghidupkan keluarga anak dan istrinya,” tambahnya.
Oleh sebab itu, pihaknya bermohon adanya solusi yang tepat dan berkelanjutan dari pemerintah Kabupaten maupun pemerintah provinsi Sulut, boleh membantu mencari solusi untuk kebuntuan ini.
“Besar harapan kami Pak Gubernur, Bapak Olly Dondokambey, dapat menjaga kelangsungan operasional pertambangan ini dan memastikan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat desa Tatelu dan sekitarnya,” kuncinya. (*)