Baklak.news, BOLMONG – Penjabat (Pj) Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) dr. Jusnan Mokoginta MARS menghadiri kegiatan moderasi beragama yang digagas Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), di Efree Homestay Kelurahan Mogolaing, Kota Kotamobagu pada Selasa, 11 Juni 2024.
FKUB Bolmong merupakan salah satu wadah yang dibentuk untuk membina persatuan dan kerukunan antarumat beragama di daerah. Wadah ini bertujuan untuk menjadi pemersatu dalam menciptakan kedamaian dalam setiap pertikaian yang terjadi di wilayah.
Pada kesempatan tersebut, Pj Bupati menyampaikan, ini merupakan wujud kepedulian pemerintah dalam mencapai kerukunan beragama di Kabupaten Bolmong.
“Masyarakat Bolmong terdapat beragam agama dan berbagai suku, sehingga mengharuskan forum ini untuk bekerja maksimal, tak hanya pada tingkatan kabupaten saja, melainkan diwujudkan pada tingkatan kecamatan dan desa,” kata Pj Bupati.
Konsep sebuah kerukunan harus diwujudkan dengan membangun wadah kebersamaan. Salah satu yang sudah terbentuk di Kabupaten Bolaang Mongondow, yakni Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB). “Ini sangat penting, terutama untuk kita di Kabupaten Bolaang Mongondow,” katanya.
Berangkat dari kehidupan masa kecilnya, Jusnan menceritakan tentang kemajemukan wilayah Dumoga Raya. Dimana, dalam kisah yang dipaparkannya, keamanan dan ketenteraman wilayah Dumoga masih kategori aman pada era tahun 70-an. Hidup rukun dan toleransi pada masa itu begitu besar.
Singkat ceritanya, masuk pada generasi kedua pada tahun 80-an hingga 90-an, sampai sekarang kehidupan rukun dan damai itu mulai terkikis. Tauran atau konflik kerap terjadi apalagi ketika mencuatnya pertambangan tradisional di Dumoga Raya.
“Kita harus belajar tetang sejarah. Kenapa dulunya bisa hidup dalam kedamaian, sekarang gampang pecah konflik. Kita coba untuk membenahi mulai dari wadah ini,” ungkap Jusnan.
FKUB Bolmong dalam kepengurusannya harus mencakup wilayah kecamatan dan desa. “Ini sangat penting, di desa itu adalah ujung pangkal pemerintahan. Di desa harus ada pengurusnya, di kecamatan juga harus ada pengurusnya,” tutur Jusnan.
Wadah ini, lanjutnya, harus banyak bersosialisasi dengan masyarakat. Setiap hajatan masyarakat, FKUB harus mengambil peran penting dalam penyampaian-penyampaian pesan perdamaian. “Bukan hanya bupati atau camat, sangadi yang berdiri di depan masyarakat, berikan kesempatan untuk FKUB menyampaikan pesan-pesannya juga. Nanti itu akan diatur melalui instansi terkait,” kata Jusnan.
Dari berbagai pengalaman sebelum-sebelumnya, konflik Dumoga kerap terjadi di daerah ini. Penting untuk menjaga agar tidak terjadi konflik agama di wilayah ini lagi.
“Kita hindari hal itu. Peran pemerintah daerah, harus hadir di tengah-tengah masyarakat melalui wadah semacam ini. Nanti secara teknis terkait dengan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan, dapat dikoordinasikan dengan instansi terkait untuk proses penganggarannya di daerah. Saya rasa, untuk kebaikan daerah, pemerintah bisa mengambil kebijakan anggaran agar tujuan kita dapat tercapai dan tercipta kedamaian di daerah yang kita cintai ini,” katanya. (*)