Baklak.news, BOLSEL – Naiknya harga sejumlah bahan pokok seperti beras yang kini menembus harga Rp17.000 per kilogram di wilayah Sulawesi Utara (Sulut), membuat Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) bergerak cepat untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat.
Dipimpin oleh Bupati Hi. Iskandar Kamaru dan Wakil Bupati Deddy Abdul Hamid, Pemkab Bolsel meluncurkan program subsidi pangan melalui Gerakan Pangan Murah Bersubsidi, yang menjangkau seluruh desa di daerah tersebut.
“Jauh sebelum harga beras melonjak, kami sudah mengalokasikan anggaran dari APBD untuk mengantisipasi kondisi ini. Komitmen kami jelas, menjaga daya beli dan ketahanan pangan masyarakat Bolsel,” tegas Bupati Iskandar Kamaru, Rabu, 9 Juli 2025.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Bolsel, Kasman Djauhari, mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan 10.125 paket pangan bersubsidi, yang disalurkan ke 81 desa se-Kabupaten Bolsel.
Setiap paket berisi beras 5 kilogram, minyak goreng 1 liter, dan gula pasir 1 kilogram. Paket ini dijual hanya dengan harga Rp58.500 per unit, setelah disubsidi Rp50.000 oleh pemerintah daerah.
“Langkah ini adalah bentuk nyata keberpihakan pemerintah terhadap rakyat. Di tengah tekanan harga bahan pokok yang tinggi, kami hadir dengan solusi yang langsung menyentuh kebutuhan dasar masyarakat,” ujar Kasman.
Harga bahan pokok meroket berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bolsel pada minggu pertama Juli 2025, berikut rincian harga sejumlah bahan pokok: Komoditas Harga Terkini (per Kg/L) Beras Serayu/Ciherang Rp16.500 – Rp17.000, Bawang Putih Rp40.000 – Rp45.000, Bawang Merah Rp60.000 – Rp65.000, Cabai Merah Keriting Rp65.000 – Rp70.000, Cabai Rawit Rp90.000 – Rp100.000, Tomat Rp28.000 – Rp30.000, Minyak Goreng Curah Rp28.000 – Rp30.000/liter, Gula Pasir Rp18.000 – Rp19.000, Telur Ayam Ras Rp58.000 – Rp60.000/bak, dan Daging Sapi Rp130.000 – Rp135.000.
Lonjakan harga ini memberi tekanan berat, terutama bagi warga berpenghasilan rendah. Oleh karena itu, langkah intervensi dari Pemkab Bolsel dinilai tepat sasaran dan sangat dinantikan masyarakat.
Pemkab Bolsel juga menyatakan bahwa intervensi pangan ini tidak bersifat temporer. Program serupa akan terus digulirkan bila harga pangan masih tidak stabil. Selain itu, pemerintah juga akan memperkuat cadangan pangan daerah dan memperluas kemitraan dengan distributor untuk menekan fluktuasi harga pasar.
“Kami tidak hanya fokus pada distribusi pangan murah, tetapi juga memperkuat sistem distribusi dan pengawasan harga di pasar,” kata Kasman. (*)