Baklak.news, BOLSEL— Tiga desa di Kecamatan Pinolosian Timur (Pintim), Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) diterjang banjir yang disertai lumpur, Kamis, 15 Juni 2023.
Tiga desa yang terdampak banjir yaitu, Desa Tobayagan Induk, Tobayagan Selatan dan Posilagon.
Banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur Bolsel hampir sepekan yang menyebabkan air sungai Tobayagan meluap ke pemukiman warga.
Akibatnya, puluhan rumah warga dan rumah ibadah di wilayah itu terendam banjir. Saat air surut, warga harus membersihkan lumpur tebal di rumah mereka.
Bencama alam tersebut dikeluhkan warga. Masyarakat setempat berasumsi, banjir disertai lumpur terjadi bukan hanya faktor cuaca. Tapi, akibat aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Hulu Tobayagan.
“Ini yang kita alami setiap tahun. Banjir lumpur tidak hanya merusak rumah warga. Lahan pertanian dan perkebunan juga rusak,” kata Arifin warga Desa Tobayagan.
Menurutnya, tambang illegal sudah beroperasi tahun 2019 lalu, dan dampaknya mulai dirasakan masyarakat. Namun katanya, hingga kini belum ditertibkan oleh pemerintah.
“Tambang ilegal di Hulu telah menjadi masalah sejak 2019, tetapi belum ada lembaga pemerintah yang benar-benar serius menangani masalah ini,” katanya.
Hal serupa disampaikan Umar Paputungan warga Desa Tobayagan Selatan. “Kalau sudah musim hujan kami mulai cemas. Was-was dengan banjir bercampur lumpur yang menerjang sewaktu-waktu,” kata Umar.
Ia meminta ketegasan pihak-pihak terkait untuk segera menutup segala bentuk aktivitas pertambangan ilegal di Hulu Tobayagan.
“Banjir ini adalah dampak nyata dari aktivitas PETI di Hulu Tobayagan. Sehingga itu kami masyarakat meminta pihak-pihak terkait segera bertidak tegas menutup aktivitas PETI yang dilakukan oknum-oknum tidak bertangungjawab,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bolsel Bobby Sampe mengatakan, pihaknya telah melakukan penanganan banjir. “Selain Tobayagan, banjir juga melanda Desa Posilagon. Tim BPBD sudah kami turunkan untuk memonitor lokasi. Di Tobayagan, banjir masuk ke dalam rumah warga, tetapi kondisinya masih relatif aman. Kami berharap tidak akan semakin parah,” kata Bobby.
Sekadar informasi, sebelumnya, Ketua DPRD Bolsel Arifin Olii bersama Wakil Ketua Salman Mokoagow, beserta dua anggota DPRD lainnya telah melakukan peninjauan di Tiga titik lokasi PETI, di kawasan HPT Hulu Tobayagan, Senin, 12 Juni 2023.
Hasil peninjauan, DPRD mendapati adanya aktivitas eksploitasi hutan dan penambangan tanpa izin di wilayah setempat.
Selain itu, proses produksi dan pengelolaan tambang pun diduga kuat tidak dilakukan sesuai ketentuan, sehingga dapat menimbulkan ancaman pencemaran lingkungan.
Ketua DPRD Bolsel Arifin Olii mengatakan, hasil temuan dilapangan akan dijadikan rekomendasi yang diteruskan ke pihak eksekutif dalam hal ini beberapa instansi teknis terkait.
“Salah satu poin dalam rekomendasi kami (DPRD) menghentikan dengan segera aktivitas PETI di Tiga titik yang ada di Hulu Tobayagan,” tegas Arifin. (*)