BAKLAK.NEWS, SITARO — Selain fokus pada dukungan gizi dan layanan kesehatan, rembuk stunting yang digelar di Kampung Lesah, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, turut membahas isu kenakalan remaja sebagai bagian dari strategi pencegahan stunting jangka panjang.
Kapitalau Lesah, Roosevelt Hendra Derek, dalam penyampaiannya saat membuka rembuk stunting di balai pertemuan umum (BPU) Kamis (8/5/2025), menekankan pentingnya memperhatikan kelompok remaja dalam setiap langkah penanganan stunting.
Ia menyatakan bahwa remaja adalah salah satu target penting yang tidak bisa diabaikan.
“Mereka adalah generasi yang akan menjadi orang tua di masa depan. Jika tidak dipersiapkan dengan baik secara mental, fisik, dan moral, maka siklus stunting bisa terus berlanjut,” kata Derek.
Ia menambahkan bahwa kenakalan remaja, seperti pergaulan bebas dan penyalahgunaan zat adiktif, berpotensi mempengaruhi kualitas generasi mendatang.
“Termasuk dalam hal kesehatan reproduksi dan kesiapan menjadi orang tua yang bertanggung jawab,” ucapnya.
Forum rembuk stunting ini pun menyepakati pentingnya sinergi antara pemerintah kampung, tokoh masyarakat, sekolah, dan lembaga keagamaan untuk memberikan edukasi serta pembinaan yang berkelanjutan kepada para remaja.
Harapannya, upaya ini tidak hanya mencegah kenakalan remaja, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal di masa depan.
Sekretaris Kecamatan Tagulandang, Eka Eddy Bawole, S.Kom, yang hadir mewakili Camat Tagulandang, Norbert A. Sakendatu, S.IP.
Dalam sambutannya, saat membuka rembuk menegaskan pentingnya keterlibatan lintas sektor dalam percepatan penurunan angka stunting.
“Penanganan stunting bukan hanya menjadi tanggung jawab petugas kesehatan saja, tetapi memerlukan kerja sama semua pihak mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga keluarga. Kita harus bergerak bersama, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan program di lapangan,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas inisiatif Kampung Lesah yang tidak hanya fokus pada isu gizi dan kesehatan, tetapi turut mengangkat persoalan kenakalan remaja sebagai bagian dari pendekatan holistik dalam upaya pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.
“Inisiatif seperti ini patut diapresiasi karena menyentuh akar persoalan di masyarakat. Trigger-nya dapat. Pendekatan yang tidak hanya menekankan pada aspek kesehatan fisik, tetapi juga sosial, sangat penting dalam membentuk generasi yang tangguh dan berkualitas,” ucapnya.
Turut hadir dalam rembuk stunting ini, perwakilan puskesmas Tagulandang, Babinsa, bhabinkamtibmas, pendamping desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, ketua dan anggota MTK, perangkat kampung, serta kader kesehatan dan undangan lainnya. (gustap)