Baklak.News, SITARO — Sejak diresmikan oleh Penjabat Bupati Kepulauan Siau, Tagulandang, Biaro (Sitaro), Joi Oroh, dalam upacara Tantingan, Jumat (2/8/2024), ‘Desa Bahagia’ akan menjadi tempat Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) digembleng dan dibentuk oleh tim pelatih selama kurang lebih dua minggu.
Lantas, apa itu Desa Bahagia? Perlu diketahui, ‘Desa Bahagia’ merupakan sebutan untuk mess para calon Paskibra Kabupaten Sitaro selama mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) sebelum nantinya akan bertugas mengibarkan dan menurunkan bendera merah putih dalam peringatan HUT RI ke-79, pada 17 Agustus nanti.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Sitaro, Gandawari Mulalinda, mengungkapkan jika ‘Desa Bahagia’ merupakan gambaran tempat yang ditempati oleh insan-insan pengamal Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan kata lain, ‘Desa Bahagia’ diharapkan akan memiliki peran yaitu mewujudkan kebiasaan hidup ber-Pancasila dengan keluarga bahagia, di mana anggotanya akan menjadikan sikap positif seperti takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, tertib, disiplin, gotong royong dan kekeluargaan, sebagai fondasi.
“Itulah sebabnya, sebelum calon Paskibra memasuki Desa Bahagia, mereka harus melaksanakan upacara Tantingan Paskibraka. Upacara ini bermaksud untuk meneguhkan komitmen para peserta soal kesiapan mereka, memperbaharui niat agar mampu melakukan yang terbaik untuk kepentingan bangsa dan negara,” tutur Mulalinda.
Selanjutnya lanjut dia, di ‘Desa Bahagia’ itu ada Gapura, yang bernama Gapura Buah yang secara simbolik dibuat sebagai penegasan bahwa para peserta datang untuk memasuki area baru.
“Dan pastinya selama berada di sana, Capas diikat dengan berbagai aturan, mulai dari cara makan, mandi dan proses belajar lainnya. Termasuk juga setiap kegiatan yang dilakukan, akan diawali dengan upacara. Semisal upacara penyerahan Capas dari desa bahagia kepada instruktur atau pelatih ketika mereka akan mengikuti latihan di luar barak,” terangnya.
Nah, segala urusan di dalam Desa Bahagia ini, dalam kendali pamong yang semuanya adalah personil dari Badan Kesbangpol Sitaro.
“Para pelatih, hanya memiliki kewenangan ketika melatih di lapangan. Jadi ada pembagian tugas antara pelatih dan pamong,” sebutnya.
Selain itu, untuk mengecek kondisi Capas itu sendiri, kata Mulalinda lagi, ada petugas kesehatan yang stand by di lokasi.
“Tim kesehatan ini telah di SK-kan sejak proses rekrutmen. Mereka diberi tanggung jawab penuh terhadap kondisi kesehatan Capas,” tuturnya lagi.
Didesa bahagia ini pula, akan ada lurah yang mengkoordinir setiap aktivitas yang ada.
“Lurah desa bahagia, dipilih dari Capas itu sendiri,” sebutnya.
“Pokoknya, di ‘Desa Bahagia’ ini Capas akan menjalani masa yang indah dan bahagia,” kuncinya. (gustap)