Baklak.News MINUT — Sebuah inovasi kembali akan dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Darunu, di Kecamatan Wori, Minahasa Utara, Minut. Di bawah komando Hukum Tua Darunu, Ruddy Beejee Jacobus, S.Pd, saat ini mulai digodok program Bank Sampah yang mana nantinya akan mengubah sampah menjadi uang.
Apabila program ini tereksekusi maksimal, maka bisa dipastikan akan semakin membuka peluang bagi masyarakat desa Darunu untuk lebih mudah mendapatkan pundi-pundi uang.
Dengan kata lain, lewat program ini, ke depan potensi pendapatan masyarakat desa Darunu tidak hanya bersumber dari pengelolaan wisata mangrove tapi akan ada juga kontribusi dari sektor yang lain.
“Saya ingin mencoba merubah mindset masyarakat pada umumnya yang berpikir bahwa sampah itu merupakan sesuatu yang tidak berguna lagi. Nah, dengan adanya bank sampah, nantinya barang-barang yang tadinya sudah tidak punya nilai, kita buat bernilai ekonomi,” kata Bije, sapaan akrabnya, Senin (25/3/2024).
Menurutnya, ini sangat penting, karena selain menjadi sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat, juga merupakan bagian dari upaya meminimalisir dampak pencemaran lingkungan yang ditimbulkan sampah plastik.
“Jadi, kita coba buat sekali dayung dua pulau terlampaui. Artinya, selain kita tekan dampak pencemaran lingkungan, di sisi lain masyarakat juga boleh memperoleh tambahan penghasilan,” sebutnya sembari berharap, program ini ke depan dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.
“Masyarakat kita edukasi agar boleh memilah sampah berdasarkan jenisnya untuk kemudian di bawah ke bank sampah untuk dijual,” tambahnya.
Apalagi, sambung alumni Fakultas Ekonomi Unima ini lagi, destinasi wisata Mangrove Park desa Darunu kini semakin diminati wisatawan, sehingga diperlukan inovasi-inovasi yang bersifat kontinyu.
“Dengan lingkungan terjaga, dan bebas dari pencemaran, termasuk sampah, akan semakin memberi peluang yang lebih besar terhadap sektor pariwisata untuk terus berkembang,” kuncinya. (*)