BAKLAK.NEWS, SITARO — Sungguh ironis yang dilakukan AR alias Aso, pemuda 30 tahun, warga kampung Birakiama, Kecamatan Tagulandang Selatan, Kabupaten Siau, Tagulandang, Biaro (Sitaro).
Betapa tidak, ia memilih mengakhiri hidupnya dengan cara nekat yakni gantung diri dengan menggunakan seutas tali nilon, Kamis (12/6/2025) dini hari.

Belum diketahui jelas apa yang mendasari pemuda malang ini sehingga boleh mengambil jalan pintas tersebut. Namun, mencuat dugaan jika aksi nekat itu dipicu oleh cinta tak direstui.
Adapun kronologi peristiwa naas yang diperkirakan terjadi saat orang rumah sedang terlelap itu bermula dari adanya indikasi rasa kecewa korban kepada ibunya, Yet Launde (57), yang kemudian ditetapkan sebagai saksi pertama.
Tepatnya sehari sebelumnya yakni Rabu 11 Juni 2025, sekitar pukul 16.30 WITA (jam setengah 5 sore), saksi bersama dengan korban berada di pantai Kampung Birakiama, dimana saat itu korban sedang membuat layangan.
Kemudian sang ibu menyuruh korban untuk pergi melaut mencari ikan bersama dengan pamannya. Namun, hal itu tidak diandakkannya, sebaliknya dia hanya diam.
Singkat cerita, sekitar pukul 19.00 WITA atau jam 7 malam, saksi mendapati korban sedang menonton TV di ruang tamu.
Meski begitu, korban tetap diam walau sudah disapa oleh saksi. Tak lama berselang, korban langsung beranjak keluar rumah lalu mengambil kendaraan roda dua miliknya dan pergi ke Kampung Buha (Tetangga Kampung).
Sementara, saksi langsung masuk kamar untuk beristirahat.
Namun, sesuatu yang tak pernah ada dalam benak sang ibu tiba-tiba terjadi di mana saat ia bangun hendak ke toilet untuk buang air kecil sekitar pukul 04.30 WITA dini hari, saksi langsung terkejut mendapati korban sudah tergantung di dapur dengan seutas tali melilit di lehernya.
“Pertama, saya cek dia (Korban) di kamarnya apakah sudah pulang atau belum, tapi tidak ada di tempat tidur. Nanti saya ke dapur baru saya sangat kaget melihat dia sudah dalam kondisi begitu (gantung diri)” aku saksi sambil menangis.
Usai mendapati korban dalam kondisi seperti itu, saksi langsung berteriak meminta pertolongan kepada tetangga, termasuk Kapitalau (Kepala Desa/Kampung).
Kapitalau Birakiama, Wolter Takakobi, turut membenarkan hal itu.
“Kurang lebih jam setengah lima, saat saya masih tidur, tiba-tiba dikejutkan dengan teriakan panik ibu korban, dan saya langsung bangun untuk memastikan adanya kejadian itu,” beber Takakobi.
Sesaat setelah melihat ke TKP yang bertepatan hanya bertetangga, Kapitalau langsung menghubungi pihak kepolisian dalam hal ini Polsek Tagulandang.
Kapolsek Tagulandang IPTU Y. Malado, S.Sos, yang menerima informasi tersebut langsung menuju TKP dengan waktu perjalanan kurang lebih 30-40 menit.
“Ya, saya dan beberapa personil langsung mendatangi TKP. Namun, ketika tiba di lokasi, korban sudah diturunkan oleh keluarga,” aku Malado.
Sementara itu, berdasarkan pemeriksaan luar oleh tim medis Puskesmas Kisihang, tidak didapati adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, sehingga disimpulkan murni meninggal dunia dengan mengambil jalan pintas alias bunuh diri.
Bersamaan dengan peristiwa malang itu, muncul kabar jika diduga korban frustrasi lantaran hubungan percintaannya bertemu jalan terjal yakni tak direstui orang tua.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada informasi kapan jenazah akan dikebumikan. (gustap)